Berkebun Buat Penghuni Lapas Lebih Posistif

Salah satu sudut halaman Lapas Salemba
Foto : Tri Mardi Rasa
Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan selama ini identik kesan angker dan tak bersahabat, kini berangsur menghilang. Pasalnya beberapa sudut yang dulunya tampak seperti areal yang menyeramkan berganti dengan lahan hijau yang produktif. 

Seperti yang ada di Lembaga Pemasayarakat (Lapas) Salemba, Jakarta. Indah dan tak ada kesan angker lagi dibagian-bagian pojok Terlihat beberapa warga binaan menyiram tanaman, memperbaiki saluran air, memotong rumput dan melakukan berbagai kegiatan berkebun lainnya.
Pemanfaatan lahan berdampak pada psikologis warga binaan. Karenanya di Lapas Salemba ini, narapidana (warga binaan) diajarkan menanam sayuran dan buah di halaman lapas yang selama ini tidak termanfaatkan. 

Tanaman cabe, lahan sayuran bayam, kangkung menempati areal lahan kosong yang terletak di sisi-sisi tembok lapas. Tanaman yang sudah dibudidayakan tersebut sudah berumur sekitar 2 bulan.

Keberadaan kebun sayuran di lingkungan lapas sangat membantu para warga binaan. Hasil panen tanaman itu dimanfaatkan untuk kebutuhan tambahan bagi warga binaan seperti untuk makan sehari-hari. Kegiatan berkebun di dalam lapas ini,  agar warga binaan busa mengaktualisasikan diri, aktif berkarya dalam masyarakat serta membangun energi positif bersama.

Tak Sakadar Isi Waktu 

Hasil panen untuk kebutuhan warga binaan 
Foto : Tri Mardi Rasa
Berkebun bagi warga binaan tidak sekadar mengisi waktu, tapi untuk memberikan keterampilan, sebagai tempat untuk aktualisasi diri, dan kemampuan mengendalikan diri. Sehingga bisa menumbuhkan perilaku baik, disiplin, dan mental kuat dalam menghadapi masalah yang didasari rasa senang, sabar, dan ikhlas.

Kedisiplinan ini, akan terpupuk secara tidak langsung dengan kegiatannya menyiram tanaman, membersihkan gulma, dan merawatnya setiap hari. Dengan berkebun warga binaan bisa dilatih untuk lebih peduli dan bertanggung jawab pada lingkungan. 

Dengan berkebun, mereka akan merasakan ada perubahan dalam dirinya. Sikap dan perilaku berubah, pola hidup lebih teratur, yang tidak percaya diri bisa menjadi lebih percaya diri dan sebagianya.

Tentunya, kegiatan berkebun tersebut berkebun dikhususkan bagi warga binaan yang sudah menjalani lebih dari setengah dari total hukuman, yang mendapat pembebasan bersyarat atau yang sedang menjalani proses asimilasi. Warga binaan juga mendapatkan pendampingan dari pihak lapas dan relawan yang memiliki ketrampilan berkebun.

Bekal Untuk Di Luar Penjara
Berkebun memberi energi positif
warga binaan 
Foto : Tri Mardi Rasa

Berkebun di Lapas ini dengan konsep pertanian organik yang di mulai  sejak pagi hingga sore hari di atas lahan halaman samping penjara yang belum termanfaatkan. Lahan garapan warga binaan lapas ini yang ditanami sejumlah sayuran dan buah organik, seperti kangkung, bayam, oyong, terong, cabe, pisang, dan pepaya.

Tak hanya berlatih pertanian organik, warga binaan juga dilatih budidaya ikan yang disatukan dengan pertanian atau system aquaponik. Tak hanya memproduksi sayuran dan buah, mereka juga dibina untuk bisa menjual produknya. 

Hal tersebut untuk mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan interpersonal, kompetensi dan kemampuannya selama berada di lapas. Sehingga warga binaan akan menjadi lebih produktif dan sangat berguna untuk menekan tingkat residivis. 

Sebagai salah satu bentuk pencegahan agar mereka tidak mengulang kesalahan dan kembali lagi ke dalam lapas. Melalui terapi holtikultura akan memberikan keterampilan bagi warga binaan yang berguna saat mereka bebas dan kembali ke lingkungan masyarakat. 

Tri Mardi Rasa

No comments: