Berkebun, Jangan Takut Kotor


Bermain tanah, kotor dan basah saat berkebun sangat menyenangkan bagi anak-anak. Apalagi jika dilakukan bersama orang tuanya. 

Meski harus terpapar kotoran, berkebun berdampak sangat baik bagi tumbuh kembang anak. Selain mengajarkan mencintai alam, aktivitas di luar ruang ini juga bagus untuk perkembangan fisik maupun mental mereka.


Berkebun akan memacu aktivitas fisiknya sekaligus mampu meningkatkan kesehatan anak karena secara tidak langsung mereka melakukan gerakan-gerakan layaknya olah raga. Bahkan kegiatan seperti menyangkul, mengali tanah, menyiram tanaman, mencabuti tumpur, menanam bunga dan menanam benih buah dan sebagainya bisa menjadi terapi bagi anak-anak berkemampuan fisik terbatas. 

Biarkan mereka berkembng 
Tentu sangat menyenankan sebab mereka bisa terlibat melakukan sendiri menanam, menyiram dan sebagainya seperti yang dilakukan oleh orang tuanya. Anak-anak juga akan bisa melihat perkembangan tanaman di halaman rumahnya sehingga bisa menjadi pengalaman tak terlupakan baginya.

Manfaatkan pekarangan rumah yang ada, tak perlu luas untuk memulai berkebun bersama anak-anak. Namun butuh persiapan seperti tanaman atau benih yang akan ditanam, peralatan untuk berkebun seperti sekop, garpu tanah, cangkul, pot atau wadah dari barang bekas untuk media tanam dan sebagainya.

Dengan mengajak anak berkebun akan merekatkan hubungan orang tua dan anak dan mengembangkan ketrampilannya. Sebab kegiatan ini juga bisa menjadi pembelajaran anak untuk bersabar, merawat tanaman hingga membuka wawasannya tentang berbagai hal di alam terbuka.

Mudah Mengajarkannya

Untuk mengajak anak berkebun mulai saja dari yang paling mudah yaitu dengan menanam, jenis tumbuhan yang paling mudah dirawat dan mudah tumbuh untuk membuat ketertarikan mereka. Jangan takut dengan kotoran yang melekat di tangan, baju dan seluruh tubuh anak saat berkebun, sebab mereka akan lebih banyak mendapatkan manfaat dari pengalamannya itu. 

Ajarkan anak dengan gembira
Sebenarnya, tubuh anak-anak juga membutuhkan keseimbangan bakteri baik untuk menjadi sehat. Pun dengan di dalam tanah, juga terdapat bakteri-bakteri baik untuk tubuh anak-anak. Bahkan bakteri tersebut bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka. Selain itu untuk mengajarkan anak-anak tak mudah jijik.

Jangan takut kotor
Buatlah petak-petak kecil berukuran 1 meter x 1 meter atau gunakan wadah seperti polybag, pot, atau wadah bekas yang sudah tak terpakai yang diisi media tanam untuk menumbuhkan tanaman. Jenis tanaman yang paling mudah tumbuh adalah jenis sayuran daun seperti bayam, kangkung, sawi dan selada.

Belilah benih bermutu dalam bungkus kecil yang sudah siap untuk di semai di gerai modern atau di gerai penyedia sarana pertanian yang ada. Semailah benih tersebut pada wadah atau tempat yang sudah disiapkan. Ajarkan untuk melakukan sendiri dengan pengawasan mulai dari merawat, menyiram tanaman mencabuti tanaman penggangu saat pagi dan sore hari. 

Pertumbuhan tanaman dari benih menjadi kecambah, berdaun bertambah tinggi hingga bisa dipanen, tentu menyenangkan. Olah juga hasil panen dari kebun sendiri bersama anak-anak, dan siapkan menu bergizi dengan tambahan sayuran hasil panen tersebut.

Menu masakan dari kebun sendiri mampu meningkatkan nafsu makan anak, sebab mereka bisa mencicipi hasil kerjanya berupa sayuran dan buah yang dipanennya.Apalagi berkebun membuatnya mengeluarkan banyak tenaga sehingga memerlukan makanan agar mereka tetap bertenaga.

Berkebun Sesuaikan Umur Balita

Berkebun memberikan suasana hati anak menjadi lebih meningkat, gerakannya semakin lincah. Beberapa cara yang bisa diterapkan untuk anak-anak sesuai dengan perkembangan usianya.

Dampingin anak saat berkebun
Untuk anak usia 2 tahun, sebaiknya memilih jenis tanaman yang cepat tumbuh. Sebab mereka menunggu terlalu lama perkembangan tanaman tersebut, mulailah dengan mengajarinya menumbuhkan biji kekacangan (kacang tanah, kacang hijau, kacang merah dan sebagainya) yang diletakan dalam gelas plastik dengan media kapas basah.

Tempatkan wadah tersebut dekat dengan anak semisal di jendelanya atau di ruang lain yang bisa dengan gampang mereka lihat sewaktu-waktu. Ketika tanaman sudah berkecambah dan mulai mengeluarkan daunnya pindahkan ke pot dengan media tanam berupa tanah. Jika perlu di tanam di halaman rumah, biarkan anak menggali sendiri lokasi menanamnya.

Sementara itu, untuk anak usia 3 hingga 4 tahun, ajarkan mereka merawat tanaman dan melindungi tanaman yang mereka tanam dengan membuatkan semacam pagar pelindung untuk tanaan. Berilah contoh menancapkan ranting atau kayu yang digunakan untuk membuat pagar. 

Jika tanahnya masih belum ada tanaman pagar bisa digunakan untuk memagari benih yang baru disebar oleh anak. Gunakan jadwal dan tandai sejak mulai tanam, merawat hingga panen, penjadwalan ini secara tidak langsung mengajarkan anak tentang kesabaran.

Berkebun beri kesempatan bersosialisasi 
Sekali lagi, pilih benih berkualitas dan tanaman yang memilkii tinggat keberhasilan tumbuh yang tinggi agar tidak mematahkan semangat mereka ketika tanamannya tidak berhasil tumbuh.

Bagi anak usia 6 tahun, tanaman yang cepat panen adalah pilihan tepat agar mereka bisa segera menikmati hasil panennya. Dengan tanaman tersebut akan memacu mereka untuk semakin ssuka berkebun.

Nah, agar berkebun semakin menyanengkan, ajaklah mereka membaca atau melihat-lihat foto kebun yang ada di majalah atau buku. Buatlah kebun semirip dengan gambar tersebut agar mereka bisa lebih berkreasi.

Sedangkan untuk anak usia 7 hingga 10 tahun, ajarkan mereka menanam jenis tanaman yang mudah tumbuh baik tanaman berbunga maupun tanaman buah. Berikan mereka sedikit kelonggaran untuk menentukan sendiri tempat benih akan di semai dengan cara mereka sendiri. Hal ini, akan mengajarkan mereka bertanggungjawab pada apa yang mereka tanam dan memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya.

Kinilah, saatnya untuk berkebun di akhir pekan bersama anak-anak

Tri Mardi Rasa

No comments: