Jangan Paksa Melinial Berkebun

Jangan Paksa Melenial berkebun
Mengajak remaja untuk berkebun cukup sulit di masa sekarang ini, pasalnya mereka lebih memilih gadget dari pada berkotor-kotoran dikebun. Apalagi bagi remaja yang tidak memilki pengalaman berkebun sama sekali. 

Seperti yang diungkapkan oleh praktisi hortikultura dari Inggris Monty Don yang dilansir dari Telegraph belum lama ini. Don membuat pernyataan mengejutkan mengenai berkebun dan generasi millenial.


"Tidak ada gunanya memaksa generasi millenial gemar berkebun. Terlalu muluk-muluk jika berharap generasi yang saat ini berusia 10 sampai 20 tahun menaruh minat dalam kegiatan tersebut," ungkap Praktisi yang telah membantu jutaan orang yang suka berkebun.

Pernyataan tersebut untuk mengomentari gerakan yang dibuat oleh chef Jamie Oliver dan Raymond Blanc yang mendorong anak muda agar mau menanam sendiri sayuran yang akan mereka makan. Don pun menyarakan untuk tidak membuang-buang waktu mendorong anak-anak melenial hobi berkebun.

Hal itu, menurut Don, bukan begitu caranya untuk mengajak orang agar suka berkebun. Namun, ia menyarankan, agar orang tua mereka di rumah selalu menyediakan dan memberi mereka konsumsi sayuran sehat, menunjukan bagaimana sayuran di tanam dan membiarkan mereka berpikir tanpa ada pemaksaan.

Don menambahkan, untuk mengajarkan kesukaan berkebun tersebut bisa dilakukan sejak usia dini hingga anak berusia 10 tahun. Tapi jangan berharap hasil cepat.

Untuk itu, generasi di atas melinial harus bisa bersabar karena rata-rata minat orang untuk berkebun baru muncul saat usianya menginjak 30 tahun hingga 40 tahun.

Don menjelaskan, berkebun bukan hal menarik bagi remaja usia 15, 16, atau 17 tahun. Sebab mereka lebih cenderung punya sifat memberontak dan enggan melakukan apa yang dipinta orang tuanya.

Don menganggap, berkebun adalah tentang masa depan, sesuatu yang harus dilakukan perlahan, mendalam, memiliki sisi spiritual, sekaligus bermanfaat secara rohani.

Tri Mardi Rasa

No comments: